Pulau Macan Lebih Dikenal Turis Asing
Pulau Macan Lebih Dikenal Turis Asing

Pulau Macan Lebih Dikenal Turis Asing
Nama Pulau Macan mungkin masih asing di telinga wisatawan domestik. Sebaliknya, Pulau Macan begitu terkenal di kalangan wisatawan mancanegara.
Pulau Macan di Kepulauan Seribu banyak diminati wisatawan mancanegara, terutama yang berasal dari China, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Eropa. Pulau Macan banyak diincar wisatawan mancanegara karena keindahan alamnya.
Traveler bisa menemukan pasir putih dan bersih di sini. Air lautnya yang masih jernih dan berwarna zamrud, sangat berbeda dengan pantai-pantai lain di Jakarta yang cenderung keruh.
Lokasinya yang tidak jauh dari Jakarta juga menjadi poin plus. Apalagi di sana disediakan 12 vila yang langsung menyatu dengan alam.
Selain itu, prinsip ekowisata yang diterapkan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara. Mereka seperti Pulau Macan yang memanfaatkan limbah untuk membuat bangunan dan kerajinan tangan, menggunakan tenaga surya untuk listrik, dan menanam terumbu karang untuk melestarikan ekosistem.
“Pulau Macan lebih dikenal di luar negeri daripada di dalam negeri. Orang asing lebih tertarik pasarnya karena ekowisata. Pecinta alam dan milenial lebih tertarik ke sana,” kata Kepala Sub Group Pemasaran Pariwisata Domestik Disparekraf DKI Jakarta, Triatin Permanik.
Salah satu upaya memperkenalkan Pulau Macan adalah melalui kerjasama dengan pihak ketiga untuk promosi. Misalnya, menggaet desainer Ivan Gunawan yang memiliki kontes kecantikan Miss Mega Bintang.
“Diharapkan dengan promosi Pulau Macan melalui peserta, banyak wisatawan domestik yang datang ke Pulau Macan,” kata Triatin.
Tak hanya itu, event di Kepulauan Seribu juga terus digalakkan. Termasuk membuat pameran wisata di pusat perbelanjaan.
“Untuk event-event, kami promosikan water sport. Sehingga ketika datang ke Kepulauan Seribu, wisatawan bisa menikmati jet ski, paddle boarding, dan kayaking,” ujarnya.
Selain itu, pekerjaan rumah besar yang harus dilakukan pemerintah adalah mempermudah akses ke pulau-pulau di Kepulauan Seribu. Pasalnya, saat ini pintu masuk untuk menyeberang ke Kepulauan Seribu masih terbatas dan mahal.
“Diperlukan konsistensi pemerintah untuk membangun dermaga, menambah titik masuk, dan mensubsidi BBM bagi nelayan atau pengusaha kapal,” ujarnya.